bisnisedia.com

Jumat, 11 Oktober 2013

Puisi Untuk Alam


Teman-teman kali ini Iam postkan Puisi Untuk Alam.. Semoga temen-temen dapat lebih mencintai lingkungan demi masa depan bumi kita yang lebih baik..


Hutan

Pohon kini enggan tumbuh
Karena hutan itu telah gersang
Hujan yang mengguyur sekarang tak lebat lagi
Tak ada resapan setetes air tak tersisa

Kita tengok asal muasal hutan itu
Ketamakan menjadi biang keladi
Dibabadlah pohon semua untuk diambil kayu
dan sebagian pohon dibakar

Mungkin si pohon telah bosan dengan semua ini
Tanpa merasa kasih
Manusialah yang pertama kali memutusnya ujar pohon
Langkah selanjutnya pohon pun enggan tumbuh

Kini manusia merayu-rayu si pohon agar tumbuh seperti dulu
Menempatkanya disetiap penjuru hutan
Menungguinya dengan telaten berharap si pohon berubah pikiran
Namun hari ini si pohon masih juga enggan tumbuh
____________________________________________________________________

Tentang Lingkungan Hidup

Indah permai alam desaku
Tempatku melepas keluh kesah
Semilir angin dipagi hari
Kini hanya tinggal terganti riuh gergaji

Oh alamku, janganlah kau murka
Pada mereka yang serakah harta
Hingga tak dapat merasakan kebesaranNya

Oh hutanku, bangunlah kembali dari tidur panjangmu
Sambutlah mentari pagi yang cerah
Kuncupmu yang selalu kuharap
Dapat segarkan udara sesak ini
Semoga alamku tetap lestari
____________________________________________________________________

Panen Raya

Yang ku petik adalah emas
Buahnya yang menghijau di sudut pekarangan
Ranum warna pelangi terlukis di kulitnya
Nyanyian burung alam semesta tertawa

Ah kawan, tengoklah diseberang nan jauh disana
Air yang jernih terkelupas indahnya
Tak ada racun tembaga
Tak ada bius dari cerobong pabrik

Anak kecil tertawa membawa bendera
Seolah ucap pada dunia
Ini alamku masih perawan
Ini desaku ramah untukmu wahai kawan

Tertegun aku disini
Sepuluh tahun telah berlalu
Asap dunia kini melanda
Rumput hijau diganti beton angkara murka

Yang ada nyanyian knalpot dedengkot kota
Berebut riuh dengan angkuhnya
Yang ada air limbahnya
Meracun diri, periuk dan nasi
____________________________________________________________________

Alamku

Alamku, dulu dan sekarang
semilir angin membelai
menyambut penat penghilang lelah
bening airmu sejukkan hati
indah alam yang kurasa
nuansa permai wahai desaku
indah itu dimasa lalu

kini wajahmu jauh berbeda
engkau selalu muram tanpa cahaya
anginmu hembuskan kemarahan
indahmu tak lagi kurasa
bukan kau telah merapuh
hanya tangan-tangan si pencuri yang merusakmu
mengambil apa yang seharusnya membuatmu tetap hidup
menyisakan bencana tak berkesudahan
hanya doa yang dapat ku panjatkan
untuk alamku, untuk bumiku
____________________________________________________________________

KEINDAHAN ALAM
Puisi Cahyaning P.

Bak gelombang jiwa di udara
Laksana sinar di pagi hari
Bagaikan rembulan mengarunggi samudra
Seperti peri kehilangan cahaya matahari

Meskipun langit menyinari bumi
Mirip bola di senja kelap

Umpama terbang setinggi awan
Bagaikan bintang menghiasi malam
Sinar mentari bagaikan surya.
_____________________________________________________________________

ALAM DILEMBAH SEMESTA
Puisi Ardian.H

Angin dingin kelam berderik
Kabut putih menghapus mentari
Tegak cahyanya menusuk citra

Pahatan Gunung memecah langit
Berselimut awan beralas zamrud
Tinggi . . . Tajam . . .

Sejak waktu tidak beranjak
Di sanalah sanubari berdetak
Sunyi sepi tak beriak

Cermin ilusi di atas danau
Menikung pohon yang melambai warna
Di celah kaki-kaki menjejak karya-karyaNYA

Di manakah aku berada?
Di mana jiwa tak mengingat rumah
Di saat hidup serasa sempurna

Sungguh jelita permadani ini
Terbarkan pesona di atas cakrawala
Tak berujung di pandang lamanya
Serasa bertualang di negeri tak bertuan
____________________________________________________________________

Membaca tanda-tanda
Oleh: Taufiq Ismail 

Ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan dan
Meluncur lewat sela-sela jari kita
Ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelas
Tapi, kini kita telah mulai merindukanya

Kita saksikan udara abu-abu warnanya
Kita saksikan air danau yang semakin surut tampaknya
Burug-burung kecil tak lagi berkicau di pagi hari

Hutan kehilangan ranting
Ranting kehilangan daun
Daun kehilangan dahan
Dahan kehilangan hutan

Kita saksikan gunung memompa abu
Abu membawa batu
Batu membawa lindu
Lindu membawa longsor
Longsor membawa banjir
Banjir membawa air

Air mata
Kita telah saksikan seribu tanda-tanda
Bisakah kita membaca tanda-tanda
____________________________________________________________________

Rinduku pada hutan 
Oleh : Evelyn R.A

Rinduku pada Hutan
Menghirup udaranya
Memandang Rimbunya
Hijau Daunnya

Sepinya
Rinduku pada hutan
Menginjak rumputnya

Embunnya
Rinduku pada hutan
Mendengar kicau burungnya
Teriakan sang kera

Auman harimau
Kegesitan kijang
Atau ular yang melata

Rinduku pada hutan
Rindunya kehidupan
____________________________________________________________________

ALLAH YA RABB !!
APA ARTINYA INI ?
Oleh : Jose Rizal Manua

Erang dari lapisan ozon yang terluka
Mengema ke seantero benua
Membuat Amerika meradang
Menyogok negara berkembang dengan uang

Sementara jepang hanya ongkang-ongkang
Memandang kayu-kayu gelondongan
Berlayar ke hulu samudra

Dari jakarta terbentik berita
Bahwa pengusaha-pengusaha jumawa
Sedang berlomba membangun gedung-gedung kaca

Membuat pi jantan paraksiang
tak kuasa menahan nestapa semesta
membuat air betina,bulan,bintang
tak mampu membentung haru biru ummat-Nya

Allah, ya Rabb!
Sayap-sayap kearifan telah tergadai
Pada sungai-sungai yang di padati sampah
Hingga pisau-pisau serakah bisa tertawa
Dan terkentut-kentut di mulut laut

Allah ya Rabb!!
Apa artinya ini ?
Bencana banjir
Gempa bumi
Dan letusan gunung api ?

Allah ya rabb?
Bukit-bukit kebijaksanaan telah terjual
Pada kapal-kapal yang di jejali limbah
Hingga senjata-senjata keangkuhan bisa tergelak
Dan terberak-berak di perut kabut

Allah, ya rabb !!Apa artinya ini ?
____________________________________________________________________

Lingkungan Sekitarku
Oleh : Luther Lie 

Aku lupa memedulikan lingkunganku
Saat lingkungan ku kotor
Aku lupa membersihkannya
Saat ku tercemar
Aku tidak membersihkannya

Lingkunganku
Kau menjadi berpolusi karena manusia
Kau menjadi kotor karena kami
Semua ulah itu kesalahan kami

Lingkungan hidupku
Maafkanlah perbuatan kami
Maafkan pula kelalaian kami
Mulai saat ini kami pasti akan menjagamu.
____________________________________________________________________

Namaku ALAM
Oleh: M Barkah

Perkenalkan, namaku adalah alam
Aku adalah tempat tinggal bagi flora dan fauna
Dimana bagi hewan-hewan aku adalah rumah mereka
Tempat mereka bertumbuh
Berkembang biak, dan mencari makan
Melakukan semua aktivitas kehidupan alam

Bukan hanya hewan
Tumbuhan pun merasakan hal yang sama
Bagiku, tumbuhan adalah perhiasanku
Dan hewan, adalah peliharaanku

Aku juga slalu memberi kesejukan bagi penduduk bumi
Aku memberikan oksigen bagi manusia
Aku juga memberikan sumber daya bagi mereka
Memberikan mereka energi, kekuatan, perhiasan
Dan segalanya yang mereka butuhkan

Semua itu adalah pada saat bumi masih dalam keadaan stabil
Ketika bumi tidak dipenuhi orang orang serakah
Menggunakan sumber dayaku sesuai kebuhannya saja

Tapi kini
Manusia hanya memikirkan kepentingannya sendiri
Mereka tak pernah memikirkan aku
Mereka slalu ingin lebih atas apa yg telah diberi oleh – Nya
Ketamakan, kerakusan, pemborosan
Telah membawaku kepada kerusakan

Lihat apa yang telah mereka perbuat padaku
Setelah apa yang aku berikan pada mereka
Mereka membalasnya dengan merusakku
Menebang pohon pohonku
Memberikan polusi padaku
Memburu hewan hewanku
Dan merusak ozonku
Dengan zat zat yang dulu tak pernah ada di bumi ini

Sungguh perih hati ini rasanya
Apakah tak ada kesadaran sedikit pun dihati mereka?
Apakah tak ada rasa iba mereka atas rusaknya diriku?
Sungguh, sungguh, dan sungguh sangat miris hati ini
____________________________________________________________________

Kawan Hijau

Laksana hujan turun, demikianlah hijaumu jatuh ke tanah lapang
Batang demi batangmu tumbang, bagaikan batu ke dalam jurang
Demi puas, demi ingin, demi tamak, demi berang
Kilauanmu pudar bersama udara segar tenang

Sayu mayu di musim semi, kini kering tak berpenghuni
Naungan habitat yang dulu seri, kini telah menjadi sepi
Ratusan, ribuan, bahkan jutaan hilang hanya untuk mimpi
Mimpi membangun peradaban yang ada kini

Mengapa harus melawan saat bisa berkawan
Walau sudah pudar namun tetap dapat menawan
Jangan biarkan jadi kenangan, anak cucu sekalian
Namun biarlah hijau-hijau itu tetap jadi warisan

Marilah kawan marilah teman, belum saatnya untuk menyerah
Kekayaan alam boleh di manfaatkan tapi jangan biarkan lemah
Bumi telah kepanasan, jangan biarkan tetap menjadi resah
Jagalah karya Yang Kuasa, agar tetap jadi sumber hidup kelak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar